Jumat, 30 Desember 2011

ASIDI-ALKALIMETRI



A.    JUDUL :
ASIDI-ALKALIMETRI

B.     TUJUAN : Menentukan kadar atau konsentrasi larutan asam dengan larutan  basa   
                    yang sudah diketahui konsentrasinya atau sebaliknya

C.    DASAR TEORI
Analisis volumetri adalah analisis yang didasarkan pada pengukuran volume. Analisis volumetri merupakan bagian dari analisis secara kuantitatif.  Analisis volumetri disebut juga titrimetri karena proses analisisnya berupa titrasi, larutan standar (pereaksi) sebagai titran yang ditempatkan di dalam buret yang digunakan untuk mentitrasi larutan yang akan ditentukan jumlah analitnya. Tujuan cara volumetri adalah menentukan kadar atau konsentrasi larutan asam dengan larutan basa yang sudah diketahui konsentrasinya atau sebaliknya. Maka dasar reaksi asam + basa.
Contoh : HCl  +  NaOH                     NaCl  +  H2O
Reaksi ionnya : H3O+  +  OH-                     2H2O
CH3 COOH  +  NaOH                    H2O  +  CH3 COOH
            CH3 COOH  +  OH-                               H2O  +  CH3 COO-
Dari contoh diatas ternyata : basa dapat dititrasi dengan larutan baku asam. Roses ini disebut asidimetri. Sebaliknya, asam yang dititrasi dengan larutan baku basa disebut alkalimetri.
Dalam asidi- alkalimetri, 1 ekivalen asam atau basa ialah sebanyak senyawa ini dapat melepaskan 1 mol ion H+ (H3O+). Proses untuk menentukan banyaknya ekivalen asam dibutuhkan untuk menetralkan sevolume larutan basa atau sebaliknya disebut titrasi, seharusnya :
Jumlah ekivalen asam = jumlah ekivalen basa
Saat persamaan ini tercapai, disebut titik ekivalen. Bila kita mengerjakan titrasinya, tanda-tanda apa yang memberi petunjuk, yang kita harus menghentikan titrasinya ? perubahan warna indikator yang menandakan tercapainya titik akhir titrasi.
1. Suatu indikator berubah warnanya pada daerah pH tertentu misalnya :
Metil jingga :  merah pH 3,1  -  pH 4,4 kuning
Bromtimol biru :  kuning pH 6,0  -  pH 7,6 biru
Fenoftalien  :  kuning pH 6,0  -  pH 9,6 merah
2.Untuk menentukan konsentrasi larutan suatu asam maupun basa diperlukan suatu larutan baku. Larutan baku yang dibuat dengan menimbang zatnya lalu malarutkan sampai volime tertentu, secara langsung konsentrasinya langsung diketahui. Larutan semacam ini disebut larutan baku primer. Contohny larutan asam oksalat, larutan baku ditentukan melalui tirasi dengan larutan baku primer dimasukkan larutan baku sekunder. Conthnya : NaOH yang konsentrasinya didapatkan dengan manitrasi larutan baku asam oksalat. Pasa analisis volemetri, volume pada jumlah reagen yang ditambahkan tepat sama dengan diperlukan untuk bereaksi sempurna oleh zat yang dianalisa disebut sebagai titik ekivalen.

Metode volumetri secara garis besar dapat diklasifikasikan dalam empat kategori, yaitu :
  1. Titrasi asam basa yang meliputi reaksi asam basa baik kuat maupun lemah.
  2. Titrasi redoks adalah titrasi ang meliputi hampir semua reaksi ksidasi reduksi. Sebagian basar titrasi init erliput leh dua kategri ini
  3. Titrasi pengendapan adalah titrasi yang meliputi pembentukan endapan, seperti titrasi Ag dan Zn dengan K4Fe(ZN)6 dengan indikator pengadsorbsi.
  4. Titrasi kompleksometri sebagian besar meliputi titrasi EDTA seperti titrasi spesifik dan juga dapat digunakan untuk melihat keadaan pH pada pengkompleksan.



Ada persyaratan-persyaratan untuk reaksi kimia yang digunakan dalam titrasi yaitu:
1)      Reaksi harus berlangsung kuantitatif dan tidak ada reaksi-reaksi samping,yaitu zat-zat lain  dalam larutan tidak boleh bereaksi atau mengganggu reaksi utama .
2)      Reaksi harus berlangsung dengan cepat dan benar-benar lengkap pada titik ekivalen.Sehingga titran dapat berlangsung lengkap dalam beberapa menit.
3)      Pada saat terjadinya kesetaraan antara zat yang dititrasi dan penitrasi harus ada perubahan yang nyata sehingga dapat ditunjukan dengan adanya perubahan dari indicator yang digunakan
4)      Harus ada zat atau alat yang dapat digunakan untuk menentukan titik akhir titrasi yaitu indicator.

Dalam praktik laboratorium umumnya digunakan larutan dari asam dan basa dengan konsentrasi yang diinginkan kemudian distandarisasi dengan larutan standar primer. Reaksi antara zat yang dipilih sebagai standar utama dan asam atau basa harus memenuhi syarat-syarat untuk analisis titrimetri. Selain itu, standart utama harus memenuhi karakteristik sebagai berikut:
1.   tersedia dalam bentuk murni atau dalam keadaan yang diketahui kemurniannya. Umumnya jumlah total pengotor tidak melebihi 0,01 sampai 0,02 %, dan diuji adanya pengotor dengan uju kualitatif yang diketahui kepekaannya.
2.   zat tersebut mudah mengering dan tidak terlalu higroskopis, hal itu mengakibatkan air akan ikut saat penimbangan. Zat itu tidak boleh kehilangan berat saat terpapar di udara. Pada umumnya hidrat-hidrat tidak digunakan sebagai standar utama.
3.   standar utama sebaiknya memiliki berat ekivalen tinggi, bertujuan untuk meminimalkan akibat-akibat dari kesalahan saat penimbangan
4.   asam basa itu cenderung kuat, yakni sangat terdisosiasi. Namun, asam basa lemah dapat digunakan sebagai standar utama, tanpa kerugian yang berarti khususnya ketika larutan standar itu akan digunakan untuk menganalisis sampel dari asam atau basa lemah.







D.    ALAT DAN BAHAN
*      ALAT

Statif dan klem                                                           Gelas ukur






Pipet tetes                                                                   Buret




                      Labu titrasi                                                                   Gelas piala                                        
              

                  


Corong                                                                            Pipet tetes
                                                                                    
     







Labu takar                                                                         Pipet ukur








*      BAHAN

§ Alkalimetri
ü  Asam oksalat
ü  NaOH 0,1 N
ü  Indikator fenoftalin
ü  Asam cuka

§ Asidimetri
ü  Boraks
ü  HCl 0,1 N
ü  Indikator PP
ü  Soda api










E.     PROSEDUR KERJA

v Asidimetri
1.      Pembakuan asam klorida
a. Dengan Na2 B4O7. 10H2O 0,1 N



Text Box:      Na2 B4O7. 10H2O 0,1N 10,07 gr
 




 
- Ditimbang
-Dilarutkan dengan aquadest hingga volume 1 liter pada labu takar 


Text Box:       Larutan Na2 B4O7. 10H2O
 



b. Pembakuan HCI 0,1 N


 



-Dipipet sebanyak 25 ml dan di masukan ke dalam labu erlenmeyer


 




-Ditambahkan indikator metil orange
-Dititrasi dengan HCI hingga indikator mengalami perubahan warna
-Diulangi sebanyak 2 atau 3 kali
-Dihitung konsentrasi dari HCI


Text Box: Warna larutan dari merahmuda - bening
 




Text Box:      Caustit sodac. Penggunaan HCI dan Na2CO3



 
-Ditimbang  29 dan dilarutkan dengan aquades
Text Box: 250 ml larutan soda -Diencerkan hingga volume 250 ml dan dikocok




 
-Diambil sebanyak 25 ml dan dimasukan ke labu
-25 ml aquades dan +indikator PP beberapa tetes
-Dititrasi dengan HCI hingga indikator berubah warna
-Catat volume HCI yang digunakan
- indikator Mo
-Dititrasi kembali hingga ingikator berubah warna
Text Box: Indicator berubah warna dari merahmuda menjadi bening-Catat volume HCI yang di gunakan








F.     HASIL PENGAMATAN



PERCOBAAN


VOLUME NaOH (ML)

VOLUME HCl
1
2
25
25
22,4
21,4

Dik : N HCl 0,1 N

v Rata-rata volume titran (HCl)

= 23,4


v Normalitas NaOH

V1N1 = V2N2

25 ml N1=23,4 ml x 0,1 N

N1=

N1=0,094 N






G.    PEMBAHASAN
Pada analisis ini mula-mula titran ditambahkan  kedalam larutan analit menggunakan peralatan khusus yang disebut buret sampai mencapai volume tertentu atau dengan kata lain sejumlah titran telah ekivalen dengan jumlah analit,maka dikatakan bahwa titik ekivalen telah tercapai.umtuk mengetahui penambahan titran dihentikan dapat digunakan zat kimia yang disebut indicator yang tanggap terhadap adanya titran berlebih dahulu yang ditunjukan dengan adanya perubahan warna.Perubahan warna ini dapat atau tidak dapat terjadi tepat pada titik ekivalen.Titik titrasi pada saat indicator berubah warna disebut titik akhir.Titik akhir titrasi adalah keadaan waktu menghentikan titrasi yaitu pada saat harus sama.Tentunya merupakan suatu harapan,bahwa titik akhir ada sedekat mungkin dengan titik ekivalen.Memilih indikator untuk membuat kedua titik tersebut berimpitan merupakan salah satu aspek penting dalam analisis titrimetri.

1.      Asidimetri
Asidimetri adalah basa yang dapat dititrasi dengan larutan baku asam pada percobaan ini dibuat pembakuan asam klorida dengan menggunakan boraks.langkah pertama, boraks ditimbang sebanyak 19,07 gram lalu dilarutkan hingga volume 1 L pada labu, larutan ini dipakai untuk pembakuan  kemudian di ambil 25 ml dari larutan ini dan diisi ke dalam labu erlenmeyer dan ditambahkan indikator metil orange. Kemudian dititrasi dengan yang akan dibakukan hingga indikator mengalami perubahan warna. Lalu dicatat volume yang terpakai. Percobaan ini diulangi 2 atau 3 kali agar volume serta konsentrasi yang dibakukan dapat dihitung dengan tepat dan akurat.
·   Penggunaan yang telah dibakukan  
Larutan baku  yang telah di buat, digunakan untuk menganalisis konsentrasi dan dari caustic soda (soda kue) caranya, soda kue ditimbang kira-kira 2 gram lalu dilarutkan dengan aquadest, hingga mencapai volume 250 ml pada labu takar. Lalu di ambil 25 ml dari larutan tersebut dan diisi de dalam labu erlenmeyer kemudian ditambahkan beberapa tetes indikator fenoftalen, selanjutnya dititrasi dengan larutan baku hingga indikator berubah warna. Lalu dicatat volume yang digunakan, setelah itu ditambahkan indikator metil orange, kemudian dititrasi kembali dengan larutan baku hingga indikator mengalami perubahan warna dari kuning menjadi merah. Lalu dicatat volume yang di pakai kemudian dihitung pesan dan dan dari caustic soda.
Pada percobaan asidi-metri ini dilakukan dua kali titrasi untuk masing – masing labu titrasi dengan indikator yang berbeda. Indikator fenoftalien digunakan pada titrasi awal dengan perubahan warna dari merah muda menjadi bening. Sedangkan indikator metil orange digunakan pada titrasi akhir dengan perubahan warna dari kuning menjadi orange.
Reaksi yang terjadi pada percobaan asidimetri ini yaitu :
2HCl + 2Na2B4O7. H2O                     2NaCl + 4H3BO3 + 5H2O
Reaksi yang terjadi pada saat dilakukannya titrasi yaitu
            Na2CO3 + HCl                   NaHCO3 + NaCl    ( indikator fenoftalien)

H.    KESIMPULAN
Berdasarkan atas percobaan dan pembahasan maka adapun kesimpulan yang dapat ditarik sebagai berikut :
Ø  Konsentrasi atau kadar larutan asam dapat dihitung atau ditentukan dengan menggunakan larutan basa yang sudah di ketahui konsentrasinya atau sebaliknya.
Ø  Titik ekivalen tercapai apabila umlah mol asam sama dengan jumlah mol basa yang ditandai dengan adanya perubahan warna.
Ø  Pada penentuan konsentrasi NaOH dengan larutan baku asam oksalat, titik akhir titrasi ditandai dengan adanya perubahan warna yaitu dari bening menjadi merah muda. Sedangkan pada penentuan asal asetat dalam asam cuka titik akhir titrasi ditandai dengan adanya perubahan warna yaitu dari warna merah muda.


KEMUNGKINA KESALAHAN
Berdasarkan atas percobaan yang dilakukan maka adapun kemungkinan kesalahan yang dapat ditarik antara lain :
Ø Praktikan kurang teliti dalam menimbang larutan.
Ø Praktikan kurang berkonsentrasi dalam mengamati perubahan warna pada saat titik akhir titrasi.
Ø Praktikan kurang terampil dalam melakukan percobaan atau praktikum.
Ø Praktikan kurang berkonsentrasi dalam mencampur larutan.








DAFTAR PUSTAKA

P.Lukum, Astin. 2009 . Bahan Ajar Dasar- Dasar Kimia Analitk. Gorontalo: UNG
Team Teaching. 2011. Penuntun Praktikum DDKA. Gorontalo:UNG